The Five Wise Virgins

Last night was another fight, again. Another bad words. Another childish ways. Another self pity. Another pride. And another i-am-the-one-who-is-right attitude. Yet the same root of problem for me, after all. Weaknesses. I did not think it was at the first place. But this morning, I had a vivid vision. A little girl squat in the front of her bed. With her head bent in between her knees. And her hands was like holding tight to something which I could not see. Then I saw Jesus walked near to this little girl. This little girl noticed Him. But she did not change her position. Jesus smiled (I think He knew beforehand that this little girl would act that way) then He sat right next to this girl. Not long after, this little girl lay down her head to Jesus' left shoulder, and started to cry. That little girl was me. For all this time. I was still holding my heart tightly. Protecting it. Defending it. And securing it from getting hurt. I have given my heart to the Lord already, 4

Semakin saya ikut Tuhan dan semakin saya dibawa Nya untuk mengenal Dia lebih lagi, semakin saya menyadari betapa saya sesungguhnya sudah tidak punya hak apa-apa lagi atas hidup saya. "Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar..." (1 Korintus 6:20, 1 Korintus 7:23) Kesadaran penuh akan ayat diatas membuat saya semakin tau diri dengan "status" dan keberadaan saya. Saya masih mendapati ada kecenderungan dalam diri saya untuk mempertahankan hak saya dan dengan cara saya sendiri, dan ini sesungguhnya membuat saya jadi malu hati sendiri dengan Tuhan. Betapa bodohnya saya ini. Ngaku-ngaku milik Tuhan, tetapi hidup saya tidak sepenuhnya mencerminkan saya ini adalah milik Tuhan. Seandainya tadi tidak diingatkan oleh Roh Kudus, mungkin until to day , saya masih belum sadar dan lupa diri. Saya ngga punya hak apa-apa lagi. Semua hak saya sekarang ada di dalam Tuhan. So jika saya sudah tidak lagi punya hak, kenapa saya masih susah payah mempertahankan apa yang s